BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Setelah pada pembahasan yang lalu membahas
mengenai teori strukturalis yang dipelopori oleh Ferdinand de Saussure dan bagaimana aplikasi teori tersebut dalam pembelajaran B.Arab, maka
pada kesempatan yang berbahagia ini kami diberi kesempatan untuk sedikit
mendemontsrasikan pemikiran yang menjadi
reaksi dari aliran strukturalis ini. Teori ini berama Teori Generatif
Transformatif (TGT) yang di pelopori
oleh Noam Chomsky.
Noam Chomsky
adalah seorang Linguistik yang berasal dari Amerika Serikat. Dengan teorinya
inilah beliau dikenal oleh seluruh dunia karena menciptakan temuan baru yang
menjadi atmosfer perkembangan dalam dunia Linguistik. Ada ciri khusus yang
membedakan teori chomsky ini dengan teori lainnya. Teori TGT yang digagas oleh
chomsky sangat menaruh perhatian terhadap aspek akal. Ia membahas
masalah-masalah bahasa dan psikologi, lalu membingkainya menjadi satu bingkai
dengan bentuk bahasa kognitif. Akibatnya para peneliti merasa kesulitan untuk
membedakan antara bahasa, psikologi, dan filsafat.
Meskipun TGT ini merupakan reaksi dari teori-teori struktural dan
behavioris yang menjadi pendahulunya namun TGT ini dapat di bilang sebagai
penyempurna teori-teori pendahulunya
tersebut.
B.
Rumusan
masalah
1.
Bagaimanakan bentuk pengantar Teori
Generatif-Tranfosrmatif ?
2.
Apa yang dimaksud dengan Teori
Generatif-Transformatif ?
3.
Bagaimana Pandangan Teori
Generatif-Transformatif terhadapa bahasa ?
4.
Bagaimana Tahapan-tahapan yang
terjadi pada Teori Generatif-Transformatif
?
5.
Apakah Ciri-ciri Teori Generatif-Transformatif ?
6.
Bagaimanakah bentuk Aplikasi Teori
Generatif-Transformatif dalam
pembelajaran Qowaid ( Nahwu/Sharaf)?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGANTAR
TEORI GENERATIF-TRANSFORMATIF
Teori Generatif Transformatif ini adalah hasil dari penelitian seorang
Linguis Amerika yang bernama Noam Chomsky[1]
yang menghubungkan bahasa dengan pemikiran manusia . untuk mengusung teori ini
Chomsky mengajukan tori klasik yang disebut dengan teori Hipotesis Nurani.
Hipotesis Nurani mengatakan bahwa
struktur bahasa bagian dalamnya adalah Nurani, karena rumus-rumus itu dibawa
sejak lahir. Pada waktu seorang anak-anak belajar bahasa ibu, sejak lahir dia
telah dilengkapi dengan satu peralatan konsep dengan struktur bahasa-dalam yang
besifat universal yang dikenal dengan language Acqusition Device (LAD)
yang dengan B.Arab dikenal dengan istilah Wasilah iktisab Al-Lughoh.
Setiap manusia memiliki kaidah-kaidah
universal ini secara natural yang mejadi dasar perilaku bahasa manusia, dan
kaidah-kaidah itu cukup kaya dan patut dipertimbangkan dalam kecepatan proses
pembelajaran bahasa[2].
Teori Transformatif Generatif
merupakan suatu aliran linguistik yang menjadi reaksi dari aliran structural,
teori ini beramsusi bahwa pembelajaran bahasa adalah sebuah proses pembentukan
kaidah, bukan sebagai pembentukan pembiasaan sebagaimana pendapat pada aliran
strukturalisme yang didukung oleh behaviorisme[3].
Dua istilah dari teori generative
trnasformatif ini berasal dari Chomsky, akan tetapi dalam perkembangan lebih
lanjut, ia lebih suka mempergunakan istilah generatif. Pengertian generatif
mengandung dua makna, makna pertama, makna generatif menuju pada dua
pengertian produktivitas dan kreatifitas bahasa. Seperangkat kaidah atau
pernyataan manapun yang memberikan kemungkinan untuk menganalisis bahasa atau
struktur dari sejumlah besar kalimat yang tak terbatas dapat disebutkan
generatif. Makna kedua, generatif mengandung pengertian keformalan dan
eksplisit. Dari sudut pandang ini dapatlah dikatakan bahwa secara tepat
kombinasi-kombinasi unsur-unsur dasar (fonem, morfem, kata dan sebagainnya)
yang diizinkan dan tepat (well-formed). Tata bahasa itu dikatakan
membangkitkan atau menghasilkan semuakalimat bahasa tertentu itu dan tidak
mungkin untuk membentuk kalimat-kalimat yang tidak cocok (nonsentences,
illformed). Akan tetapi, janganlah ditanggapi bahwa tata bahasa generatif
hanya menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal saja. Penegrtian
transformasi digunakan lebih umum daripada generatif, itu pula sebabnya orang
lebih banyak mempergunakan 2 kata tersebut sekaligus “ transformasi generatif”.
Aliran ini juga menjelaskan adanya
struktur lahir (al-binayah as-sathhiyyah/surface structure) dan batin (al-binayah
al-amiqah /deep structure). Menurut Transformatif Generatif bahasa
merupakan fitrah, innate, potensi dasar yang dimiliki manusia sejak
lahir , maka belajar bahasa merupakan suatu proses manusiawi yang menghendaki
adanya aktualisasi potensi kebahasaan anak. Teori ini sesungguhnya
diformulasikan dari pemikiran para filosof dalam hal metode penelitian dan
teori bahasa. Teori ini juga menjelaskan bagaimana anak kecil mampu menguasai
bahasa dalam waktu yang relatif singkat, meskipun belum menguasai kaidah bahasa
secara mendalam. Tujuan linguistik menurut aliran ini adalah menemukan kaidah
bahasa secara metodelogis, yang diamati pada dua tataran kepadaan deskriptif
dan kepadaan eksplanatif.
Aliran ini membuka cakrawala baru
dalam penelitian kebahasaan, khususnya cara anak belajar bahasa. Praktik
kebahasaan anak tidaklah dalam rangka meminimalisir struktur yang salah sedikit
demi sedikit. Bahasa anak tidak disebut sebagai paling banyak pada fase-fase
berikutnya melainkan setiap saat bahasa anak merupakan bahasa yang sistematik
(teratur).
B.
PANDANGAN
CHOMSKY DENGAN TEORI GENERATIF TRANSFORMATIF-NYA TERHADAP BAHASA
Chomsky memandang bahwa bahasa merupakan kunci untuk mengetahui
akal dan pikiran manusia. Manusia berbeda dengan hewan karena kemampuannya
berpikir dan kecerdasannya, serta kemampuannya berbahasa. Itulah yang menjadi
aspek paling fundamental dalam aktivitas manusia. Karena itu, sangat tidak
logis jika bahasa yang sangat vital ini berubah menjadi berbentuk susunan kata
yang terstruktur, kosong dari makna. Menurut Chomsky juga bahasa-bahasa yang
ada didunia adalah sama hanya pada
tingkat dalamnya saja yang di sebut struktur-dalam (deep struktur) sedangkan
pada struktur luarnya (surface structure) bahasa itu berbeda-beda. Pada tingkat
dalam bahasa itulah terdapat rumus-rumus tata bahasa yang mengatur proses yang memungkinkan aspek-aspek bahasa itu
bekerja. Apa yang oleh Chomsky disebut inti proses generative bahasa (aspek
kreatif) terletak pada tingkat dalam ini. inti proses generative inilah yang merupakan alat semantic untuk
menciptakan kalimat-kalimat baru yang tidak tebatas jumlahnya yang di namai dengan "Tata bahasa
Generatif".[4]
Dari segi semantic, tata bahasa
suatu bahasa adalah satu sistem rumus atau kaidah yang menyatakan persamaan
atau keterkarikan antara bunyi dan makna
dalam bahasa itu. Sedangkan dari segi daya kreatifitas, tatabahasa adalah
sebuah alat perancangan yang khusus menerangkan dengan jelas pembentukan
kalimat-kalimat gramatikal dan menjelaskan struktur setiap kalimat itu[5].
C.
TAHAPAN-TAHAPAN
TEORI TRANSFORMATIF-GENERATIF
Berikut tahapan-tahapan teori ini[6]:
1)
Pada tahap pertama, Kaidah
pembentukan yang dahulu memiliki nama Phrasa structure grammer, teori
ini mempunyai tiga sendi utama yaitu:
1.
Kaidah struktur ungkapan; yaitu
kaidah yang menjelaskan bahwa ungkapan kalimat itu tersrtuktur dari
ungkapan-ungkapan, sedangkan ungkapan-ungkapan itu terbentuk dari kata-kata.
2.
Kaidah transformasi; yaitu sejumlah
aturan yang harus diterapakan secara ketat. Sebagian kaidah itu bersifat
keharusan/obligatori (إجبري) dan sebagian lagi bersifat pemilihan/opsi (إختياري).
3.
Kaidah-kaidah morfologi bunyi;
yaitu kaidah yang menetapkan bentuk akhir suatu kata yang diucapkan atau
ditulis.
2)
Pada tahap kedua, Kaidah
transformasi (komponen transformasi). Asumsi Chomsky bahwa gramatika itu
mempunyai tiga komponen utama yaitu: sintaksis, semantic, dan morfologi.
D.
CIRI-CIRI TEORI GENERATIF TRANSFORMATIF
Adapun
ciri-ciri teori ini secara lengkap adalah sebagai berikut:
1.
Berdasarkan paham mentalistik
Teori ini
beranggapan bahwa proses berbahasa bukan sekedar proses rangsang tanggap
semata, akan tetapi justru menonjol sebagai proses kejiwaan.proses bahasa bukan
sekedar proses fisik yang berupa bunyi sebagai hasil sumber getar yang di
terima oleh alat auditoris, akan tetapi berupa proses kejiwaan didalam diri
peserta bicara. Oleh karena itu, teori ini sangat erat kaitannya dengan
subdisiplin Psikolingiistik.
2.
Bahasa merupakan innate
Mereka
beranggapan dengan penuh keyakinan bahwa bahasa merupakan factor innate(warisan
keturunan). Apabila kaum strukturl dapat memberikan bukti bahwa bahasa
merupakan habit, maka kaum transformasipun dapat membuktikan bahwa bahasa bukan
habit. Dalam kasus ini Chomsky pernah minta bantuan seorang rekannya ahli bedah
otak. Berkat bantuan rekannya itu dapat di buktikan bahwa struktur otak manusia
dengan struktur otak simpanse persis sama, kecuali satu simpul syaraf bicara
yang ada pada struktur otak manusia tidak terdapat pada struktur otak simpanse.
Itulah sebabnya simpanse tidak dapat berbicara walaupun kadang-kadang ada
simpanse yang keterampilan dan kecerdasannya mandekati manusia.walaupun di
latih dengan metode drill and practice seribu kali sehari tidak akan mungkin
seekor simpanse dapat berbicara, sebab dapat atau tidaknya berbicara itu bukan
karena factor latihan atau kebiasaan melainkan karena factor warisan atau
innate.
3.
Bahasa terdiri atas lapis dalam dan
lapis permukaan
Teori
transformasional memisahkan bahasa atas dua lapis, yakni deep structure
(struktur dalam) dan surface structure (struktur luar). Lapis dalam adalah
tempat terjadinya proses berbahasa yang sesungguhnya/secara mentalistik dan
lapis permukaan adalah wujud lahiriah yang di transformasikan dari lapis batin.
4.
Bahasa terdiri atas unsure
competent dan performance
Linguistic
competent atau kemampuan linguistic adalah pengetahuan yang di miliki oleh
seorang penutur tentang bahasanya termasuk juga disini kemampuan seseorang
untuk menguasai kaidah-kaidah yang berlaku bagi bahasanya. Linguistic
performance adalah keterampilan seseorang dalam menggunakan bahasa.
5.
Analisis bahasa bertolak pada
kalimat
Kaum transformational
bahwa kalimat merupakan tataran gramatik yang tertinggi. Dari kalimat
analisisnya turun kepada frasa kemudian turun ke kata.
6.
Bahasa bersifat kreatif.
Ciri ini
merupakan reaksi terhadap kaum structural yang fanatic terhadap standar
keumuman. Bagi kaum transformasial masalah umum atau tidak umum bukan
persoalan. Yang paling penting adalah kaidah.walaupun suatu bentuk bahasa belum
umum asal pembentukannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, maka tidak ada
halangan untuk mengakuinya sebagai bentuk gramatikal.
7.
Membedakan kalimat inti dan kalimat
transformasi.
Kalimat inti
adalah kalimat yang belum di kenai kaidah transformasi sedangkan kalimat
transformasi adalah kalimat yang di kenai kaidah transformasi.kalimat inti
adalah kalimat yang belum dikenai kaidah transformatisi sedangkan kalimat
transformasi adalah kalimat hasil dari penggunaan kaidah transformasi.
Ciri-ciri dari
kalimat inti adalah :
1.
Lengkap
2.
Simple
3.
Aktif
4.
Statemen
5.
Positif
6.
Runtut
Tiga ciri
pertama adalah ciri pokok, sedangkan sisanya adalah ciri tambahan. Secara
skematis dapat digambarkan sebagai berikut[7]:
Kalimat inti
|
Dengan
|
Kaidah Transformasi
|
menjadi
|
Kal.Transformasi
|
a.
Lengkap
|
|
Pelepasan/delisi
|
|
Kal.Elips/minor
|
b.
Simple
|
|
Penggabungan
|
|
Kal.Kompleks
|
c.
Aktif
|
|
Pemasifan
|
|
Kal.Pasif
|
d.
Statemen
|
|
Tanya/perintah
|
|
Kalimat tanya/perintah
|
e.
Positif
|
|
Pengingkaran
|
|
Kalimat ingkar
|
f.
Runtut
|
|
Pembalikan
|
|
Kalimat inversi
|
8.
Gramatikal bersifat generative
Tata bahasa
yang bertolak dari teori ini di namakan tata bahasa generatif transformasi
(TGT).di dalam teori ini ada anggapan bahwa aturan gramatika memberikan
mekanisme dalam otak yang membangkitkan kalimat-kalimat. Dengan satu kaidah
kita dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya.[8]
9.
Analisis diwujudkan dalam bentuk
rumus dan diagram pohon.
Seperti dalam
kalimat "hunter menangkap penyelundup itu"
a.
Diagram pohon
S
NP1 VP
N V NP2
N D
Hunter
Menangkap Penyelundup itu
b.
Rumus:
o
S NP+VP
o
NP1 N
o
NP2 N + Det
o
VP V +NP2
o
N Hunter, penyelundup
o
V Menangkap
o
Det itu
E.
MODEL
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN QOWAID
Dalam hal ini, pengembangan model
pemebelajaran qawaid perlu didasarkan pada beberapa pertimbangan faktual dan fungisional berikut:
1.
Penguatan apa yang disebut as-saliqah
al-lughowiyah (Instink atau potensi dasar berbahasa) di kalangan peserta
didik.
2.
Pemerioritasan konteks (al-siyaq)
dalam pembelajaran qawaid sangat penting, karena hafal kaidah tidak cukup
fungsional, jika peserta didik tidak dilatih untuk memahami konteks kalimat
yang dijadikan contoh.
3.
Integrasi i’rab dan
makna struktur kalimat, karena i’rabmerupakan bagian integral dari
makna, seperti makna fa’iliyyah, maf’uliyyah, haliyyah, dan
sebagainya.
4.
Pengenalan dan pembiasaan
penggunaan al-azminah wa al-nahwiyah (tenses) secara tepat
antara masa lampau, sekarang, dan akan datang.
5.
Pemvarisasian tadribat (latihan)
agar peserta didik terbiasa menggunakan struktur bahasa secara baik dan benar.[9]
F.
APLIKASI TEORI
GENERATIF-TRANSFORMATIF DALAM PEMBELAJARAN QOWAID (NAHWU-SHARAF)
Pola-pola transformasi itu dapat dikembangkan
melalui:
1.
Penghilangan/Delasi (الحذف )
seperti lafaz: كتب أحمد درسا جديدا menjadi
كتب أحمد درسا
2.
Penempatan (الإحلال ) seperti lafaz:
الله سميع عليم predikatnya ditempati
kata lain, sehingga menjadi: الله غفور رحيم
3.
Perluasan ( (الإتساعseperti perluasan dengan sifat atau
idhafah:
الجامعة مشهورة menjadi الجامعة الكبيرة المشهورة
الباب مفتوح menjadi باب الفصل مفتوح
4.
Penyingkatan/reduction (al-Ikhtisar):
رئيس القرية جديد menjadi الرئيس جديد
5.
Penambahan/additional (aaz-ziyadah)
yakni penambahan unsur baru dalam kalimat dengan struktur athfi seperti:
الطالب نشيط menjadi الطالب والمدرس نشيطان
6.
Pengulangan urutan/permutation
(I’adah at-tadrib) misalnya dengan merubah jumlah ismiyah menjadi jumlah
fi’liyah atau sebaliknya. Seperti:
يحضر الطالب menjadi الطلاب يحضرون
G.
KEUNGGULAN DAN
KELEMAHAN TEORI GENERATIF-TRANSFORMATIF
A.
kelebihan teorti generatif
transformatif adalah sebagai berikut:
1)
Sebagai teori kecerdasan linguistic
2)
Dalam hal ini, teori ini sangat
membantu dalam pembelajaran qawaid ini khususnya dalam hal membaca dan menulis.
3)
Potensi manusia sangat dihargai sekali sebagai
potensi yang sangat besar kontribusinya.
B.
Teori ini juga memiliki kelemahan
disamping juga memiliki kelebihan yang esensisal:
1)
Rumit karena tidak bisa diukur,
hanya bisa dirasakan.
2)
Tidak semua orang memiliki kecerdasan
linguistik yang baik.
BAB III
PENUTUP
Teori
Generatif-Transformatif merupakan
Teori yang mengaitkan antara bahasa dan
Otak ( Pikiran ) yang juga menjadi tentangan dari teori structural dan
behavioris yang mengatakan bahwa manusia berbahasa karena kebiasaan dan tingkah
laku. Teori ini dipelopori oleh Noam Chomsky. Teori ini mengatakan
kemampuan manusia untuk berbahasa sudah
ditakdirkan tuhan dengan dianugrahkan
terhadapnya Alat untuk berbahasa yang disebut dengan perangkat pemerolehan
bahasa yang dikenal dengan LAD (Language Acqusition Device). Ciri dari Teori
Generatif-Transformatif :
1.
Berdasarkan paham mentalistik
2.
Bahasa merupakan innate
3.
Bahasa terdiri atas lapis dalam dan
lapis permsukaan
4.
Bahasa terdiri atas unsure
competent dan performance
5.
Analisis bahasa bertolak pada
kalimat
6.
Bahasa bersifat kreatif
7.
Membedakan kalimat inti dan kalimat
transformasi
8.
Gramatikal bersifat generative
Daftar Pustaka
-
Soeparno. Dasar-Dasar Lingustik
Umum.Yogyakarta:Tiara Wacana Yogya. 2002
-
Abdul wahab, Muhbib. Pemikiran
Lingustik Tammam Hasan dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta: UINpress.
2009.
-
Abdul Wahab, Muhbib. Epistimologi
dan Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab.Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.2008.
-
Parera, Jos Daniel. Pengantar
linguistik Umum bidang sintaksis seri-C, Arnaldo: flores. 1978.
-
Fachrurrozi, Aziz dan Erta
Mahyuddin. Pembelajaran
Bahasa Asing Metode Tradisional dan Kontemporer. Jakarta: Bania. 2010.
-
Parera, Jos Daniel. Dasar-Dasar
Analisis Sintaksis,Jakarta:Erlangga.2009.
-
Chaer, Abdul. Psikolinguistik
Kajian Teoretik. Jakarta:
Rineka Cipta. 2009.
-
http://hsalma.wordpress.com/2011/05/09/teori-kognitif-dan-transformatif/ di uduh pada
hari senin 11 Maret 2013, pukul 13.24
[1] Bernama Avram
Noam Chomsky
(lahir di Philadelphia,
Pennsylvania,
Amerika Serikat, 7 Desember
1928 ;
umur 84 tahun) adalah seorang profesor linguistik
dari Institut Teknologi
Massachusetts.
Salah satu reputasi Chomsky di bidang linguistik terpahat lewat teorinya
tentang tata bahasa
generatif.
[2] Muhbib Abdul
wahab, Pemikiran Linguistik Tamam Hasan Dalam pembelajaran Bahasa Arab,
(Jakarta: UINpress, 2009) hal. 39
[4] Jos Daniel
Parera, Pengantar linguistik Umum bidang sintaksis (arnaldo: flores
1978) seri-C, hal.56
[5] Muhbib Abdul
wahab. Pemikiran Lingustik Tammam Hasan dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
(Jakarta: UINpress 2009)hal.40.
[6] Aziz
Fachrurrozi dan Erta Mahyuddin, Pembelajaran Bahasa Asing; Metode
Tradisional dan Kontemporer, (Jakarta: Bania Publishing, 2010), Hal. 26-27
[8] http://hsalma.wordpress.com/2011/05/09/teori-kognitif-dan-transformatif/ di uduh pada
hari senin 11 Maret 2013, pukul 13.24
[9]Muhbib Abdul Wahab.
Epistimologi dan Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), Hal. 185